Selasa, 06 Desember 2016
Hanya Satu Yang Kutau
Pagi ini,
Siang nanti,
Petang menjelang,
Ataupun bahkan malam datang,
Aku bersumpah
Sampai langit akhirnya runtuh,
Sampai bintang berjatuhan,
Sampai bulan terbelahpun,
Aku menyayangimu
Lebih dari apapun
Walau aku diberi kesempatan lahir kembali
Aku tetap memilihmu
Sebagai bundaku
Terima kasih untuk semua gaun sederhana yang tlah kukenakan
Terima kasih untuk semua masakan cinta yang kumakan
Terima kasih untuk rumah tak kita sewa yang kutinggalkan
Untuk semua pengorbanan dan kelelahan yang kau rasakan
Sejak mataku terbuka bahkan ketika zigotku ada
Namun..
Maafkan atas sejumlah piring pirng rumah yang pecah
Maafkan atas sedanau airmata yang tumpah
Oh Bunda maafkan atas segala tangis yang tumpah
Untuk semua kebohonganku
Untuk semua kejahilanku
Untuk semua kenakalanku
Karna sejatinya hanya kau titik tumpuku
Semua itu sejatinya untukmu, Bunda
Semua yang kukejar ini..
Semua yang kuraih ini...
Aku tak sabar ingin mempersembahkan padamu
Karna itu Bunda,
Puisi ini tak kutulis bermetafora
Tak juga berhiperbola
Mengungkap langsung melalui pena
Airmataku mengalir tak reda..
Karna itu Bunda,
Kaulah satu-satunya alasanku
Bertahan dengan segala caraku
Dengan semua tawaku
Dengan segetir senyumku
Tak ingin menampakkan luka
Walau secuil
Karna hanya satu yang kutau
Surga itu dibawah telapak kakimu...
Langganan:
Postingan (Atom)